THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES ?

Sabtu, 03 November 2007

puisi

Kepergianmu




Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas


Negeri Senja

Mentari terbenam di ufuk senja
Dibawahnya mengalir sungai mutiara
tiang-tiangnya rotan permata
anehnya penghuninya tidak bernama

Nun jauh dimetakosmos itu
Berduyun-duyun sayap berlabuh sauhnya
anehnya negeri itu tiada bernama

Lalu ku lihat
terbenam mentari timbulnya senja
Aku namakan negeri senja
Aku berlari dilantai tafakur
Aku lihat Dia, Dia lihat Aku
Aku senyum pada Sang Ada
di persada senja

Di negeri senja itu
wajah-wajah berseri senantiasa
segalanya tunduk sujud pada yang Ada
Langit membiru bertasbih jua
sungai-sungai mengalir ke pintu Nya

Negeri senja
Ku biar redup hati ini
bertasbih pada Mu
Izinkan aku mengintai Sirr Mu
Izinkan Aku
Izinkan Ya Allah...

azhar a.k.a curasimanjakini

posted by curasimanjakini at 5:01 PM | 0 comments

Kuasa Mu ya Rabb.

Kuasa Mu ya Rabb.

Aku menangis
mengintai kekuasaan Mu
Berendam air mata
mengucup kalimah-kalimah Mu
Aku dakap seroja subuh
yang menikam kalbu
lalu setitis air menitis
di telapak ini
menjadi geliga embun
sejernih mutiara

Sepintal tasbih
berkilauan adanya
lalu ku lihat mimbar langit
turun cahaya
Para solehin riang wajahnya
Syurga menanti pada mereka
yang taat setia.

Aku pohon pada Mu
yang Esa tetapkan iman
dan dipelihara senantiasa
Jika nafas ku terhenti selamanya
Tempatkan aku
disisi kekasih-kekasihMu
Jauhkan aku
dari siksa
neraka.

azhar a.k.a curasimanjakini

posted by curasimanjakini at 4:54 PM | 0 comments

Saturday, January 20, 2007
AKu Takut

Aku takut...

Aku takut
ketika tapak demi tapak
mengusung jenazah itu
Terasa berat teramat sangat

Aku takut
ketika aku perhati liang lahat itu
semakin dekat
langkah semakin lemah

Aku takut
ketika aku lihat tiba-tiba
air memenuhi liang kubur
kubur itu pula semakin sempit

Aku takut
ketika aku melihat wajahnya
kali terakhir
sekilas hitaman bara

Aku takut
ketika aku mengambus jenazah
tanah tidak cukup-cukup
lalu terpaksa mengorek pasir lain

Aku takut
melihat siksaan dunia itu
Apatah lagi siksaan
azab kubur Mu
ya RaBB...

Aku takut
Aku takut
Ya Allah lepaskan lah aku
kelak siksaan itu...

azhar a.k.a curasimanjakini

posted by curasimanjakini at 8:25 AM | 0 comments

Friday, December 15, 2006
Embun

Embun

Gemersik camar diredup subuh
Merawat kalbu pada leka dunia
Embun yang menitis pada kelopak dedaun
menyusur dibenam jiwa
ketika tafakur pada Sang Ada
mencengkam jiwa

Rinduku pada Mu
merangkak ke dalam sungai-sungai Mu
Melihat wajah pada tiang-tiang iman
dan ketika itu juga setitis embun menjadi lautan firdausi
yang kekal selamanya...

azhar a.k.a curasimanjakini


posted by curasimanjakini at 9:19 AM | 0 comments

Saturday, September 30, 2006
EPILOG CINTA

Epilog Cinta....

Aku bersendirian dikamar yang indah ini
dengan hamparan sungai-sungai permata,
berdindingkan bukit-bukau menghijau,
bertemankan tasbih dan kitab suci.
Lalu aku ukir pada taman hati ini
zikir-zikir dan munajat
untuk renungan mereka yang halus hatinya
dan dekat hatinya pada Allah.

Sejauh mana pun kita terbang,
namun sebenarnya hanya bersandar pada Dia
kita dapat melihat kalbu-kalbu bersayap riang
dikerumuni pohon-pohon zaitun yang manis rasanya.
Di situ wujud diri adalah seikhlas hati
dalam menerangi insan-insan lain
dalam melihat kewujudan Maha Suci Allah.

Dari situ kita bongkar rahsia-rahsia
dalam sujudyang penuh kusyuk
lalu disampaikan hajat dan mengadu keluhan hati
yang tidak terjangkau oleh akal manusia ini.
Tatkala itu, kalbu-kalbu mula terasa rindu
pada dia yang kekal abadi.
Suara-suara hati kita mula berasa
getarakan sulaman cinta bersama-Nya.
Zikir-zikir kasih berbaris-baris tunduk
dan sujud pada Allah,
lalu perasaan hati kita tenang
setenang tujuh lautan yang berdiri diatas Zat-Nya.

Dimalam yang barakah yang penuh barakah itu,
titipkan hati ini pada kalam-kalam Allah
dan pujian itu adalah pada-Nya.
Lalu kita puji Muhamad
kerana dia lah kekasih Allah
dan Muhamad itu menyimpan rahsia-rahsia Allah.
Tangisan yang menyapa pipi
dikala berzikir memberi pengakuan
kecintaan ini pada Allah.
Lalu kita rasa sungguh terharu,
kenapa perlu bongkak
sedangkan pada Dia wujudnya diri kita
Lalu sedalam-dalam taubat itu kita luhurkan
pada nadi-nadi yang bersuara
didinding dosa yang mohon keampunan.
Pada malam itu, kita bersedia
dan terus bersedia mengabdikan diri pada Allah.

Dipersinggahan bulan yang mulia
yang datang sekejap cuma,
terasa amat cepat.
Terkejar-kejar hati ini
berdansa memegang raut wajah-Nya
tatkala pintu-pintu langit itu terbuka.
Betapa rindunya hati ini pada Dia.
Dia yang meliputi segalanya.
Aku cinta pada-Mu
Izinkan aku mendakap keagungan-Mu
Benarkan lah aku menyampaikan berita gembira
pada mereka yang lupa pada-Mu.
Entah esok atau lusa aku fana dalam dakapan-Mu.
Allahuakhabar.... Allahuakhbar... Allahuakhabar......
Jangan engkau tutup pandangan itu.
Lihat lah aku. Lihat lah aku ada disini.
Bukakanlah hijab itu.
Dinding Sirr yang memberi aku
pandangan makrifat-Mu.....

Dalam tangisan yang tidak bersuara
kita berjanji pada-Nya.
Tangisan yang jatuh
dari helai-helai keinsafan berguguran
di atas sungai kudus.
Lalu diangkat ke langit disemai
dengan zikir-zikir kudus
dan disiram bersama daun-daun pelangi.
Lalu hati kita mula rasa tunduk
dan tunduk pada-Nya.
Sejahat mana pun kita, keampunan itu senantiasa ada.
Maka kita tadah tangan berdoa
seraya merebah diri mengaku Dia lah ALLAH.
Maha Suci Allah. Lihat lah Dia,
kerana Dia dekat dan sedekat urat leher kita.
Dalam kita menuruni lembah-lembah duka,
kita bingkas bangun dan berdoa
kerana Dia senantiasa mendengar
keluhan hati orang-orang yang mukmin.
Pohonlah wahai sahabat-sahabatku.....
dan katakanlah kamu kenal Dia!!


back to top

1 komentar:

B Chadar Gudwiarto mengatakan...

wah jadi satrawan ya. bagus, terus kembangkan. tapi puisinya kok kebanyakan sedih. aku jadi ingat masa kecilmu. tapi sekarang cem ya. salam untuk babe dan nyokap mu